Your Ad Here

Tuesday, 4 August 2009

BERTOBAT

“…. Demikian pastor pangakuan dosa saya , saya menyesal akan dosa-dosa saya dan saya mohon ……”

Kurang lebih serperti itu akhir setiap kali kita mengaku dosa dan sudah menjadi semacam ritual kalau menjelang hari raya Natal dan Paskah. Apakah cukup sampai disitu saja? Kalau kita sudah menerima denda dosa yang diberikan pastor dosa kita apakah kita lalu bersih dari dosa???? Kalau seperti itu enaklah kita, tiap hari bikin dosa lalu pada lahir minggu menghadap pastor mengaku dosa selesai urusan kita dengan dosa.

Tetapi tidak seperti itu yang paling penting adalah perubahan dalam diri kita yaitu berubah dari yang menjauhi kehendak ALLAH menjadi lebih mendekat kepada ALLAH. Bertobat tidak semata-mata berkata "aku menyesal" dan bilang "maafkan saya, saya khilaf" tetapi bagaimana kita berniat untuk berubah kemudian kita berubah dan tidak hanya berhenti pada niat. Bertobat juga bukan berarti hanya berpaling dari dosa saat itu saja tetapi bagimana kita terus berusaha untuk tetap pada jalan yang dikehendaki ALLAH, kalau suatu saat kita berbuat dosa (misalnya "ngomongin kejelekan orang" asik banget itu) trus kita mengaku dosa kepada seorang pastor, kita mendapat penitensi, lalu pulang satu minggu kita tidak ngrumpi lagi, masih aman, tetapi minggu kedua teman dekat kita datang, tanpa sadar kita diajak ngomongin orang??????, Menurut saya seperti itu KITA TIDAK BERTOBAT justru kita membuat dosa lagi "BERBOHONG" karena didepan pastor kita bilang bertobat tetapi ternyata tidak bertobat berarti "BERBOHONG" bertambah satu dosa kita.

Jadi bertobat bukan hanya pada 1,2 hari, bulan, tahun, tetapi dalah setiap kehidupan kita harus selalu kita warnai dengan pertobatan, bukan hanya pada saat Pastor memakai KASULA UNGU"